SUN RISE

SUN RISE
beginilah yang saya dapatkan setelah mendaki setinggi 3019 mdpl

Jumat, 11 November 2011

BERPRESTASI DI DARATAN HONGKONG



Tulisan ini merupkan curcol (curhat colongan) setelah sepuluh menit mengumpulkan niat untuk mengerjakan RPP dan contoh soal. Masih berniat, belum mengerjakan. Acara sebuah stasiun te;evisi malam ini mengalihkan tugasku sementara, mengajak mata dan pikiranku merenungkan tayangannya.

“Iya, kalau di Indonesia terlalu banyak pemain bulutangkisnya, tapi kalo disini jarang,”, aksen medhok kental terucap dari seorang lelaki usia kepaa 30-an berpakaian sport, bisa dipastikan bahwa pakaian itu untuk olahraga bulutangkis. Perbincangan antara lelaki dan reporter stasiun televise swasta itu berlangusung di asrama pelatihan bulutangkis, Hongkong.

Albertus S. Njoto, adalah nama lelaki tadi. Berawal pada tahun 1998, ketiaka Albertus bermain di Hongkong. Dan pada tahun selanjutnya, ia ditawari untuk menjadi pelatih tetap di sana. Tidak sendiri ia berkarir sebagai pelatih bulutangkis di Negara yang dulu sempat menjadi bagian dari China ini. Bersama adik Alan Budikusuma (pebulutangkis Indonesia), Johan Budikusuma, mereka menjalani aktivitas rutin sebagai pemain timnas Hongkong dan juga pelatih.

Disini, (mungkin) ada spekulasi negative tentang Albertus dan Johan. Hal ini saya rasakan secara pribadi ketika stasiun televisi tadi menayangkan aksi permainan Albertus dan Johan melawan Malaysia. Di bagian dada kaosnya, ada lambang bendera. Jelas bukan Indonesia, tapi Hongkong. “Koko rang Indonesia main untuk Hongkong?”, seakan ada sengatan listrik di otak saya melihat tayangan itu
Setelah saya resapi, pikiran spekulatif awal saya tadi sekiranya bisa dibilang meleset jauh. Tidak bisa dipungkiri bahwa, karena rejeki Indonesia yang memiliki banyak pemain bulutangkis handallah, yang membuat Albertus dan Johan bertahan di Hongkong.  Mereka sadar, kalau tetap bertahan di Indonesia, nasib mereka (mungkin) tidak sebaik saat ini. Dengan kata lain, Albertus dan Johan masih berada dibawah Taufik Hidayat dan kawan-kawan.

Setiap manusia pada dasarnya –pasti- memiliki keinginan untuk exist. Saya yakin, Albertus dan Johan pasti juga ingin berprestasi dan menunjukkan eksistensinya untuk Indonesia. Terharu juga saya, ketika perbincangan antara Albertus-Johan dengan reporter berlangsung dengan Bahasa Indonesia (awalnya saya piker malah Bahasa Inggris atau Mandarin). Meski raga mereka ‘tidak untuk’ Indonesia, tapi jiwa dan semangat duo-pebulutangkis ini masih tetap Indonesia!!! Memang, Indonesia tidak kemana-mana, tapi ada dimana-mana!
[Silk.27022011]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar