(sedikit catatan di awal tahun 2011)
Berbincang dan berkelut dengan bahasan politik, bukan merupakan suatu ketertarikan bagi saya. Tidak banyak yang saya ketahui tentang konspirasi ataupun kisruh dengan pihak oposisi. Tapi satu yang saya rasakan –dan pasti Anda juga juga pro dengan saya- adalah: perlawanan fisik yang melibatkan pertumpahan darah adalah sesuatu yang mengerikan. Bukan semacam debus atau atraksi sulap antara hidup dan mati lagi. Jelas di sini, bahwa hak untuk hidup damai sudah (mungkin) 50% terenggut dari masing-masing individu.
Pagi ini, sebelum brangkat ke kampus, langkah saya terhenti di depan televise. Kira-kira 10 menit tayangan yang saya saksikan menunjukkan adegan orang berlarian, ada yang melempar benda keras, dan ada yang terluka. Subtitlenya berbunyi: Efek Domino. Adik saya langsung nyaut,”Waaah…ni gara-gara Mubarak yang berhasil ditumbangkan nih..Ketularan deh Negara-negara yang lain!”
Sukses dengan aksi menjatuhkan rezim Mubarrak yang sudah 30 tahun memerintah, rupanya Mesir berhasil ‘menginspirasi’ Negara-negara Timur Tengah lainnya, terutama Negara yang masih di bawah keuasaan ‘rezimisme’.
Tunisia, kini sedang mengalami ketakutan di bawah rezim Ben Ali. Website Eramuslim bahan menyatakan dalam salah satu artikel mereka: tidak ada yang lebih baik dari Ben Ali saat ini. Widiiihh….. Masa kekuasaan 40 tahun, sepertinya juga belum memberikan kata: PUAS untuk Khadafi di Libya. Warga kedua Negara tersebut kini sedang memanas dan rajin berdemonstrasi menentang pemerintah mereka. Yang lebih ekstremnya lagi, terjadi penindasan atas warga sipil di Libya oleh rezim pemerintahan saat ini.
Flash Back dengan kondisi Indonesia di era ’98, dimana mahasiswa-mahasiswa dari seluruh penjuru Indonesia beramai-ramai menyampaikan tuntutan mereka yang bersifat kontra dengan rezim (Alm) Soeharto saat itu. Sukses! Soeharto menyatakan mengundurkan diri dari kursi kepresidenan setelah 32 tahun memimpin. Sebagai seorang mahasiswa jaman sekarang, sempat terbesit juga pikiran : Kok saya gak pernah demonstrasi, ya??! Tapi setelah seseorang pernah berkata kepada saya, bahwa: “…Demonstrasi tidak hanya berupa aksi yang sekarang sering muncul di tivi2 (baca: televise), tapi juga bisa lewat cara lain yang lebih ‘rapi dan tidak ramai…”. Disinilah, kekuatan quotion DIAM ITU ADALAH EMAS teruji!
Kembali ke masalah efek yang diberikan Mesir kepada tetangga-tetangganya. Dugaan awal saya –di alenea pertama tadi- ada benarnya juga, tentang keinginan manusia untuk hidup damai. Beberapa aksi juga dilakukan oleh Negara-negara lain sebagai wujud protes diplomatik dan pembangkangan kepada Kadhafi (artikel Jawa Pos, Kamis 24 Februari 2011). Prancis, memutuskan hubungan ekonomi perdagangannya. Mesir, juga mengadakan protes besar-besaran lewat unjuk rasa. Peru, memutuskan hubungan diplomatic. Tokoh sekelas Obama, juga ikut mengecam pembantaian yang dilakukan rezim Kadhafi. Bahkan Dubes Libya di India, Bangladesh, Amerika Serikat dan Indonesia, mundur dari jabatannya!
Apapun itu, mau dibilang karena Efek Domino atau memang Rakyat Negara yang bersangkutan ingin berganti kepala pemerintahan, yang jelas setiap individu pasti mempunyai keinginan untuk hidup lebih baik dan hak hidup damai (kalaupun harus ramai unjuk rasa, it’s okay, tapi jangan sampai ada darah yang tertumpah di jalanan). May God save the ‘right’ and may the ‘wrong’ get guidance. Amin,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar